Ayub Yahya
adalah pribadi dengan kombinasi yang harmonis. Ia seorang pendeta yang harus memiliki kemampuan orang (berbahasa lisan), sekaligus pribadi yang menyukai dunia tulis-menulis. Hasilnya, ia banyak menulis di media massa umum dan gerejawi (rohani).
Lahir dan besar, sampai selesai STM, ditempuhnya di Bandung. Lalu melanjutkan ke Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Fakultas Teologia. Kala SD punya cita-cita ingin jadi insinyur, sesudah remaja berubah ingin adi wartawan perang. Tapi keduanya tidak kesampaian. Keinginannya sekarang, cukuplah jadi berguna bagi orang lain.
Menulis, katanya, hanyalah salah satu kesukaannya. Itu pun tidak tentu, bisa seharian menulis, bisa berbulan-bulan tidak menulis. Tapi kehadiran kolomnya di GloriaNet memaksanya untuk disiplin menulis setiap minggu.
Kesukaan lain, berada di tengah tumpukan buku bacaan (rasanya tenteram, katanya), nonton, pakai rompi, menelepon, bawa-bawa tas.
Buku-bukunya yang sudah terbit, antara lain: Penyuap-penyuap Cilik, Pengalaman di Desa Terpencil, Goji, Akhir Sebuah Perjuangan, Mendung Tak Lagi Menggantung, Rangga Bocah Ajaib, Sebarkan Wartanya, Surya Pagi, dan Pelangi Kasih.
Buku barunya yang segera menyusul, diterbitkan Yayasan Gloria, adalah:
1. Bila Orang Baik Menderita
2. Di Antara Dua Rasa
3. Menghitung Hari
4. Musuh Terakhir