Guys, pengalaman ampir 2 tahun jadi guru membuat saya sangaaaaatt bersyukur. Kenapa? Coz di tengah segala keletihan menenangan 40 anak remaja yang lebih tertarik main Travian daripada mendengarkan perbedaan 也 dengan 都, saya belajar banyak hal. Saya belajar tentang hati sang Guru.
En itu membantu saya lebih mempercayai Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip yang pertama: Tidak ada guru yang mau muridnya gagal.
Guys, ngga ada guru yang bersorak sorai bergembira ketika tau bahwa murid-muridnya dapet nilai merah. Semua guru ingin murid-muridnya berhasil. Semua guru ingin murid-muridnya mendapat nilai bagus dan menguasai pelajaran yang dia ajarkan.
Prinsip ini sangat membantu saya ketika saya menghadapi kesulitan hidup. Seringkali ketika kesulitan datang, saya sudah patah arang sebelum berusaha. Udah ngomel panjang lebar, mengeluh dan menggerutu. Merasa bahwa Tuhan memberikan tugas yang mustahil.
Namun ketika saya sadar bahwa kalau saya yang guru muda, masih ijo, cuman ketemu itu murid-murid bawel 1 minggu 1 kali selama 90 menit (yang suka dipotong waktu ulangan, kebaktian, jam wali kelas, dll) ngga pengen mereka gagal, apalagi Tuhan Yesus!! Dia yang menciptakan kita, Dia yang memelihara kita. Dia bahkan sudah MATI buat kita. Bodoh sekali kalau saya merasa Tuhan ingin membuat saya gagal, merana, menderita, habis-habisan, tak punya harapan, gagal, terjerembab. Kalau Dia mau saya gagal, merana, menderita, mengalami neraka dunia, caranya gampang guys. Ngga perlu Tuhan Yesus mati di salib. Otomatis kita akan mengalami semua itu.
Tapi … Tuhan Yesus SUDAH mati disalib buat kita!! Dia tau bahwa ketika kita mengalami masalah-masalah, kita mungkin MERASA tak punya harapan, hopeless, mau mati aje, stress, pusink, tapi Dia tau itu bukan hasil akhir! Hasil akhir dari semua perjuangan dalam menghadapi masalah adalah kemuliaan bersama dengan Dia.
Ketika saya tau bahwa Tuhan TIDAK INGIN SAYA GAGAL, saya merasa dimampukan untuk menghadapi masalah-masalah. Coz saya tau, Guru Agung saya, ingin saya lulus!
Yang sebenernya membuat kita merasa sangat berat ketika menghadapi masalah biasanya BUKAN masalah itu sendiri, tapi perasaan kita. kita merasa kita akan gagal, menderita, etc. itu yang membuat kita merasa berat. Tapi bayangkan, ketika di tengah-tengah masalah, kita sadar bahwa Tuhan, guru yang bikin sulit, ingin bahkan siap membantu kita untuk lulus, maka kita akan bersemangat dan memfokuskan mata kita kepada-Nya. Fokus kepada Dialah yang menjadi kunci kemenangan kita.
Prinsip kedua: Tuhan bukan Guru yang BODOH.
“Ya iyalaahh Grace, masak Tuhan itu bodoooo …”
Secara reflex kita semua tau, Tuhan itu ngga bodoh. Tapi masalahnya benarkah kita mengimani dalam hidup kita sehari-hari bahwa Tuhan itu tidak bodoh?
Saya pengen tanya neh guys. Kalo ada murid TK yang baru belajar mengenal angka 1-3, trus tiba-tiba gurunya kasih soal alogritma SMA. Nah numpang tanya, kalau muridnya ngga bisa ngerjain, siapakah yang bodoh? Muridnya atau gurunya?
Yah jelas gurunya lah yang bodo. Lah wong anak TK kok dikasih soal SMU!! Bukan salah muridnya kalau dia tidak bisa.
Dalam hidup kita, kita seringkali menganggap Tuhan memberikan soal-soal ‘SMU’ kepada kita yang masih ‘TK’. Itu terlihat dari kalimat-kalimat yang sering kita lontarkan,
“Idealnya gitu … tapi gue kan manusia bow!!”
“Gue bukan malaikat kaleee.”
“Yah kita kan jauh dari sempurna.”
Guys, tanpa sadar dengan kita melontarkan kalimat-kalimat seperti itu, kita mengatakan bahwa Tuhan membuat soal yang terlalu sulit untuk kita. soal yang mustahil bin mustajab untuk dijawab.
Padahal sebenernya tidak demikian. Kalau kita mau teliti, untuk setiap masalah yang Tuhan izinkan terjadi, Tuhan SUDAH memberi kunci jawaban (lewat buku yang pernah kit abaca, khotbah minggu, renungan harian, kata-kata teman, nasehat ortu etc), atau Tuhan SEDANG memberi kita clue-clue untuk persoalan kita.
Tuhan bukan guru BODOH yang sesukanya memberi soal. Tuhan bukan guru Bodoh yang hanya bisa memberi soal namun tidak memberi kita jalan keluar.
Tuhan itu Bapa yang baik … Ia bukan Tuhan yang hanya memberi perintah. Tapi Ia, Bapa yang memperlengkapi kita untuk melakukan semua perintah-perintah-Nya!
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
2 TIMOTIUS 3:16-17
So … Tuhan sudah memperlengkapi kita untuk melakukan semua perbuatan baik, semua hal-hal besar, yang kata orang ‘idealnya’. Itu kata orang, tapi kata Anak Tuhan, “Sekalipun sulit, bersama dengan Tuhan, aku sanggup melewati pagar tembok!”
Well, masih banyak sih hal-hal laen yang saya pelajari selama 2 tahun ini, but mungkin laen waktu baru bisa dilanjutkan. Hehehe.
Intinya, kita sangaatt beruntung dan berbahagia punya Allah seperti Dia. Yang begitu luar biasa pengertian-Nya dan begitu luar biasa rencana-Nya. Amen.