
Pancha W. Yahya
Dilahirkan di Semarang, pada tanggal 8 Febuari 1976 dari pasangan Alm. Hanoto Jahja dan Tanti Widjaja. Dan pada tahun 2001, menikah dengan Sumanti Jonatan, S.Th.
Pendidikan:
1. SD Kristen 1 Semarang lulus tahun 1988
2. SMP PL Domenico Savio Semarang lulus tahun 1991
3. SMA Negeri 3 Semarang lulus tahun 1994
4. Sarjana Theologia dari Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang lulus tahun 2000
Pekerjaan:
Pernah menjadi pengerja di GKI Sinode Wilayah Jawa Barat
Jl. Jatinegara Barat III/2A dari th. 2000 - 2005, sekarang sedang menjalani
studi lanjut di SAAT Malang
Dapat dihubungi langsung di
Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya
Lalu Yesus Tertawa
Kali ini saya mengajak Anda main tebak-tebakan. Pertanyaannya cukup mudah. Coba tunjukkan di mana bagian Alkitab yang berbunyi, “lalu Yesus tertawa”? Anda diperbolehkan menggunakan segala cara untuk menyelisik ayat tersebut. Silakan pakai buku konkordansi atau software konkordansi yang ada di komputer juga dalam Personal Data Assistant (PDA) Anda. Sekarang, Anda diminta untuk mencari ayat tersebut terlebih dulu sebelum melanjutkan membaca tulisan ini.Oh ... Nias
Selasa pagi itu HP-ku bergetar-getar sembari mengeluarkan bunyi yang khas. Ah, sebuah pesan pendek baru saja mampir di telepon genggamku. Segera kusambar HP itu dan kubaca isinya. “PANCHA, SUDAH DENGER BERITA DARI KRIS-NIAS: PAK, RMH KM PD HANCUR, GEMPANYA BESAR SEKALI. KM SEMUA SDNG MENGUNGSI. TLNG DOAKAN KAMI.” Ternyata pesan itu dari seorang teman sekelas di seminari, yang sama-sama pergi Nias bulan Januari lalu. Sedang Kris, yang bernama lengkap Kristina Zebua, adalah seorang mahasiswi Sekolah Alkitab milik gereja mBanua Niha Kerisso Protestan (BNKP) di Gunung Sitoli, yang menjadi penerjemah tatkala kami mengunjungi desa-desa pesisir yang diluluhlantakkan oleh gelombang Tsunami.Ya’ahowu*
“Pokoknya kalau Anda nanti bertemu dengan orang Nias di sana, sebut saja ya’ahowu,” demikian pesan seorang pendeta asal Nias yang mengarahkan kami pada sesi pembekalan sebelum kami berangkat ke Nias. Kata pendeta itu kepada kami, seluruh peserta Bina Kader angkatan VI, “ya’ahowu adalah salam orang Nias, yang berlaku pada segala waktu baik pagi, siang atau malam juga segala keadaan.” Dalam hati daku bertanya, “masakan benar ada salam untuk segala waktu dan keadaan?”Doa Makan
Suatu kali saya dan beberapa teman berkesempatan menikmati makan malam di sebuah resto di bilangan Jakarta Utara. Setibanya di sana kami segera memesan menu yang kami suka. Dan setelah tidak lama menunggu akhirnya semua masakan yang dipesan telah terhidang di meja. Kini tiba saatnya kami menyantap semua hidangan yang tersedia. Tapi sebelum makan, tak lupa kami masing-masing berdoa terlebih dulu. Tahukah Anda, salah seorang teman kami berdoa makan dengan amat khusyuk.Selanjutnya...
Halaman 6 dari 27