
Pancha W. Yahya
Dilahirkan di Semarang, pada tanggal 8 Febuari 1976 dari pasangan Alm. Hanoto Jahja dan Tanti Widjaja. Dan pada tahun 2001, menikah dengan Sumanti Jonatan, S.Th.
Pendidikan:
1. SD Kristen 1 Semarang lulus tahun 1988
2. SMP PL Domenico Savio Semarang lulus tahun 1991
3. SMA Negeri 3 Semarang lulus tahun 1994
4. Sarjana Theologia dari Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang lulus tahun 2000
Pekerjaan:
Pernah menjadi pengerja di GKI Sinode Wilayah Jawa Barat
Jl. Jatinegara Barat III/2A dari th. 2000 - 2005, sekarang sedang menjalani
studi lanjut di SAAT Malang
Dapat dihubungi langsung di
Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya
Malu
Ketika remaja, saya cukup sering mengantar ibu saya ke pasar dengan sepeda motor. Tentu kegiatan tersebut hanya berlangsung saat saya libur sekolah. Waktu mengantar ibu, biasanya saya tidak ikut masuk ke pasar, tetapi menunggu di tempat parkir. Suatu pagi ketika menunggu ibu saya yang sedang berbelanja, saya menyaksikan sebuah peristiwa yang menarik. Begini ceritanya. Dari kejauhan saya melihat seorang ibu sedang berjalan meninggalkan pasar. Tangan kirinya menjinjing belanjaan sedang tangan kanannya menggandeng anaknya. Ibu dan sang anak--yang kira-kira berumur lima tahun--itu berjalan ke arah saya.Sekolah Orangtua
Untuk menjadi seorang dokter, ada sekolahnya. Untuk jadi insinyur, ada sekolahnya. Untuk jadi akuntan, ada sekolahnya. Bahkan untuk jadi seorang koki, juga ada sekolahnya. Tapi untuk menjadi orangtua, adakah sekolahnya? Pernahkah Anda menjumpai sekolah dengan papan nama: Sekolah Menjadi Orangtua (SMO) atau Sekolah Tinggi Ilmu Menjadi Orangtua (STIMO)? Saya sih belum pernah melihatnya. Mengapa ya, tak ada sekolah menjadi orangtua? Padahal, menjadi orangtua itu sulit loh. Saya yakin, menjadi orangtua lebih susah daripada menjadi dokter.Anakmu, Bukan Milikmu!
Bagaimana respons Anda setelah membaca judul tadi? Barangkali Anda segera memprotes judul tersebut. Anda berkata, "Bagaimana mungkin anakku bukan milikku?" Kalau Anda seorang ibu, mungkin Anda akan protes, "Akulah yang mengandung anakku selama sembilan bulan, menyusuinya, merawatnya dengan penuh cinta, anakku adalah milikku!" Seandainya Anda seorang ayah, mungkin Anda akan berkata, "Akulah yang membesarkan anakku dengan kasih, masakan anak itu bukanlah milikku? Kalau bukan milikku, lantas dia milik siapa? Milik orang lain?"Kenakalan Orangtua
Kita sering mendengar promosi tentang seminar atau ceramah yang bertajuk, "Bagaimana mendisiplin anak dengan benar?, Bagaimana menghadapi anak yang nakal?, Cara-cara paling efektif mengatasi kenakalan remaja, Tips praktis agar anak Anda tidak memakai narkoba, Kiat-kiat mendidik anak remaja Anda", dan sebagainya. Acara-acara semacam itu cukup diminati oleh para orangtua, sebab mereka ingin dibekali untuk mendidik anak-anak mereka supaya mereka tidak memiliki anak-anak yang nakal.Selanjutnya...
Halaman 10 dari 27